Sabtu, 07 Februari 2009

Sudah Sehatkah Air Minum Kita?

Industri air minum kemasan akhir-akhir ini semakin berkembang. Begitu pula dengan air isi ulang, tidak sedikit kita jumpai dengan berbagai merek dan harga yang relatif lebih murah. Air kemasan ataupun isi ulang menjadi bisnis yang sangat menjanjikan mengingat fungsi air yang tidak dapat tergantikan dan bahkan ketiadaannya dapat menimbulkan kematian. Pertanyaannya, apakah air tersebut memenuhi syarat kesehatan?

Air sehat menurut badan kesehatan dunia (WHO) adalah air yang terbebas dari segala jangkitan kuman baik yang terlihat maupun yang tidak terilihat dengan kasat mata. Dari definisi tersebut dapat disederhanakan bahwa air sehat adalah air yang tidak menyebabkan seseorang apabila mengkonsumsinya menjadi sakit. Itu bisa dimaknai sebagai pengertian air sehat dari aspek Mikrobiologi, ujar Ir. Angga Yuhistira Aryanto, Deputi Manajer Mutu (Deputi MM) Laboratorium Teknologi dan Manajemen Lingkungan Departemen Teknik Industri.

Selain dari aspek itu, air sehat juga harus dilihat dari aspek fisik maupun kimia. Secara aspek fisik, menurutnya air sehat dapat diuji dengan uji organoleptik atau dapat dilakukan dengan cara sederhana yaitu dengan menggunakan panca indera kita. Uji organoleptik dapat ditunjukkan dengan tanda air yang tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna atau jernih secara penampakannya, jelas Ir. Angga. Sedangkan dari aspek kimianya, air sehat dapat dilihat kandungan unsur kimia organik dan kimia anorganik Paling mudahnya adalah dengan melihat kadar pH dan kadar padatan terlarut. Hal itu menurutnya telah dipermudah oleh pemerintah dengan membuat standar untuk air yang layak minum yaitu adanya peraturan PerMenKes Nomor 907 tahun 2002 dan SNI 01-3553-2006.

Air PDAM Tidak Selalu Sehat
Dalam sebuah kehidupan, memang tidak dapat terlepas dari air. Hampir semua kegiatan kehidupan melibatkan air. Menurut Ir. Angga sebagai salah satu TIM Standarisasi ISO 17025-2005 Laboratorium Pengujian Departemen Teknologi Pertanian (IPB), air dalam kehidupan sehari-hari dapat dibagi menjadi dua, yaitu air bersih dan air minum. Air bersih adalah air yang dapat kita gunakan untuk mandi, mencuci dan kegiatan luar, jelasnya. Air minum adalah yang dikonsumsi. Sementara itu, bagaimana dengan air sumur atau PDAM dalam pemenuhan dua kebutuhan kita terhadap air?

Air sumur maupun air PDAM (seharusnya PDAB), menurut pemaparan Ir. Angga ada yang layak minum dan ada juga yang tidak layak minum (tidak sehat). Kenyataan tidak menyenangkan itu tetap harus diterima meskipun pemerintah telah membuat peraturan melalui PP tentang kewajiban PDAM yang harus membuat air layak minum sampai ke konsumen.

Hal itu menurutnya karena parameter fisik, kimia dan mikrobiologi sudah di ambang batas baku mutu, tutur Ir. Angga. Air sumur dan air PDAM menurutnya bukan merupakan kategori air minum, namun hanya dapat dikategorikan air bersih. Dimana menurutnya apabila ingin digunakan sebagai air minum harus melalui suatu proses pengolahan terlebih dahulu. Untuk menjadikan keduanya sebagai air baku untuk air minum tergantung dari karakteristik air tersebut ‘apakah memungkinkan atau tidak’. Menurut Ir. Angga yang juga sebagai dosen program diploma IPB, program keahlian Supervisor Jaminan Mutu Pangan (SJMP), Teknologi dan Manajemen Lingkungan (TML) seta Perencanaan dan Pengendalian Produksi Manufactur dan Jasa (PPMJ) ini, jika terlalu tinggi kandungan bahan pencemaran pada air, akan menjadikan beban bagi proses pengolahannya sehingga akan meningkatkan biaya produksi.

Teknologi Air Minum
Dalam dunia usaha dikenal dua istilah untuk air minum, yaitu air mineral dan air demineral. Menurut Ir. Angga, air mineral adalah air yang memiliki
kandungan mineral tertentu tanpa penambahan mineral (alami dari alam). Air demineral adalah air yang telah melalui proses pemurnian.

Air suling, air embun dan air reverse osmosis termasuk kategori air demineral. Air demineral memiliki ciri-ciri kandungan TDS (Total Disolved Solid/Total Zat Terlarut) di bawah 10 ppm. Bandingkan dengan air mineral yang memiliki kandungan TDS di bawah 500 ppm (rata-rata sekitar 150 ppm). Air demineral menurut beberapa penelitian baik untuk penderita tekanan darah tinggi (hipertensi) dan kencing manis (diabetes). Bila untuk orang sehat, menurut Ir. Angga masih menjadi perdebatan.

Teknologi Pure Drinking Water
Tidak sedikit teknologi pengolahan air minum dewasa ini, beberapa diantaranya adalah air suling, air embun dan air Reverse Osmosis (RO). Air suling menurut Ir. Angga adalah salah satu air demineral yang menggunakan proses destilasi (penguapan). Proses destilasi adalah proses teknologi dengan penggunaan metode pemanasan air baku sehingga menjadi uap air. Setelah melalui proses destilasi kemudian akan melalui ke pendingin (kondenser) sehingga mengubah uap menjadi air suling, jelasnya. Keunggulan dari teknologi air ini adalah kandungan TDS yang dimiliki rendah. Kelemahannya, teknologi yang digunakan mahal sehingga harga jualnya juga mahal.

Pengertian air tetes embun menurutnya adalah air demineral yang melalui proses kondensasi. Proses kondensasi terjadi ketika uap air didinginkan menjadi cairan, tetapi dapat juga terjadi bila sebuah uap dikompresi (yaitu, tekanan ditingkatkan) menjadi cairan, atau mengalami kombinasi dari pendinginan dan kompresi. Cairan itu yang disebut air tetes embun, ujarnya.

Air tetes embun dengan air suling memiliki teknologi yang hampir sama. Kadang hanya masalah merek/istilah (brand mark) dalam pemasarannya saja yang membedakan, tuturnya. Teknologi air tetes embun yang juga tidak murah ini menurutnya juga ber-TDS rendah. Tentunya dengan konsekuensi yang tidak berbeda, harganyapun juga mahal, tandasnya.

Sementara itu RO, menurut Ir. Angga dikenal juga dengan sebutan hyperfiltration. Proses teknologi RO ini menurutnya menggunakan teknologi membran dengan pori-pori sebesar 0.0001 mikron dan dengan tekanan yang tinggi. Keunggulan dari ketiga jenis teknologi pengolahan ini adalah mendapatkan nilai TDS yang rendah, sedangkan kelemahannya dari segi teknologi, biaya produksi dan harga jual lebih mahal.

Tingkat Keamanan Teknologi Pure Drinking Water
Banyaknya teknologi air minum dewasa ini memang menuntut masyarakat untuk lebih memahami dan lebih teliti terhadap air minum yang sehat. Menurut Ir. Angga, ketiga jenis teknologi pengolahan air yaitu: air suling, air embun dan air RO merupakan teknologi pemurnian air minum (pure drinking water) yang secara teori memang dapat dipercaya. Ketiga jenis ini memiliki kesamaan yaitu menghasilkan air demineral dimana salah satu cirinya memiliki kandungan TDS antara 0 – 10 ppm.

Ir. Angga lebih menghimbau, jika dilihat dari sisi kesehatan kita harus tetap melihat dari pengertian air sehat (air layak minum). Karena menurutnya, tidak sedikit penjual air demineral kurang memperhatikan kontrol kualitas baik dari bahan baku air, proses produksi, pengemasan, penyimpanan dan produknya sendiri. Hal itu diperkuat dengan anggapannya, jika dilihat dari teknologi pengolahan dan juga perawatannya seharusnya harga jual air demineral dibanding air mineral jauh lebih mahal.

Sehingga menurut Ir. Angga kita harus menjadi lebih hati-hati dan teliti jika membeli air dengan teknologi pure drinking water dengan harga murah. Kalau harga jualnya murah, malah harus dipertanyakan. Jangan sembarang membeli air minum tetapi teliti terlebih dahulu sebelum membeli, sarannya.

NURUL FAUZIAH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar